Danrem 071/Wk Gugah Semangat Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan
Print Friendly and PDF
-->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

Danrem 071/Wk Gugah Semangat Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan

Minggu, 27 Agustus 2017,


NUSANTARAEXPRESS, PURWOKERTO - Danrem 071/Wk Kolonel Inf Suhardi menggugah semangat mahasiswa untuk menjadi agen perubahan bangsa dan negara Indonesia.

Hak tersebut disampaikan Danrem 071/Wk saat memberikan pembekalan wawasan kebangsaan kepada ratusan mahasiswa baru Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jumat (25/8) di Gedung Sumardjito Unsoed Purwokerto.

Pembekalan Danrem 071/Wk dengan tema "Peran mahasiswa dalam memahami wawasan kebangsaan berbasis karakter dan integritas".

"Sebagai agen perubahan dalam mewujudkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air yang berlandaskan ideologi bangsa Indonesia yakni Pancasila", ungkapnya.

"Mahasiswa sebagai agen perubahan untuk memiliki karakter yang kuat dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan serta memiliki semangat dan jiwa nasionalisme dan patriotisme", lanjutnya.

Karenanya sebagai agen perubahan, mahasiswa hendaknya terus untuk mengabdikan diri kepada bangsa dan negara untuk kemajuan bangsa dan negara kedepannya.

Dikatakan pula, kehadiran mahasiswa ditengah masyarakat saat ini sangat dibutuhkan mengingat masyarakat masih memiliki berbagai macam keterbatasan dan persoalan baik sumber daya manusianya maupun infrastrukturnya.



"Adik-adik mahasiswa Unsoed tidak hanya dari satu wilayah saja, namun dari berbagai wilayah yang ada di nusantara ini. Karenanya, kembangkan apa yang diperoleh dari akademisi adik-adik sesuai bidang masing-masing, hal ini guna untuk mengelola kekayaan sumber daya alam yang melimpah di nusantara ini", pinta Danrem.

Mahasiswa hendaknya menjadi pemicu semangat masyarakat dilingkungannya, semangat nasionalisme dan patriotisme masyarakat dilingkungannya.

"Sebagai agen perubahan bangsa dan negara sebagai penerus perjuangan bangsa, sudah sepatutnya adik-adik mahasiswa mengembangkan diri sesuai bidangnya masing-masing sehingga potensi kekayaan Indonesia kita kelola sendiri untuk kemakmuran dan kesejahteraan bangsa dan negara Indonesia. Kita harus bertekad, memajukan bangsa dan negara agar bangsa kita tidak tertinggal dengan bangsa lain. Kita harus berdiri tegak diatas kaki kita sendiri, kita harus menjadi bangsa pemenang, menjadi bangsa besar, dan bangsa yang kuat", jelasnya.

Agar hal tersebut dapat terwujud, lanjutnya. Maka kembangkan intelektual dan kecerdasannya sesuai bidang akademik masing-masing demi untuk kemajuan bangsa Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Danrem 071/Wk mengingatkan kepada para mahasiswa bahwa potensi ancaman bangsa Indonesia kedepannya semakin kompleks, sehingga perlunya mahasiswa untuk mewaspadai ancaman dan tantangan bangsa dimasa datang.

"Mahasiswa sebagai agen perubahan harus dapat tampil sebagai garda terdepan bangsa dalam mengawal kemajuan bangsa Indonesia dimasa mendatang, karena mahasiswa berperan penting dalam sejarah perjuangan bangsa. Karenanya, diperlukan diperlukan kesadaran dan semangat dalam upayanya meningkatkan implementasi wawasan kebangsaan yang berbasis karakter dan integritas", jelasnya.

"Wawasan kebangsaan adalah cara bangsa Indonesia yang saling menghormati, menghargai, mengedepankan musyawarah untuk mufakat, kerjasama dan gotong royong, toleransi dalam perbedaan, ramah, santun dan berbudaya", ungkapnya.

Disampaikan Danrem 071/Wk, mencermati kondisi saat ini dalam menghadapi tantangan bangsa kedepan, mahasiswa dapat berfikir dan bersikap kritis yang lebih baik untuk bangsa, memiliki jiwa kompetitif, menjadi garda terdepan dalam menjaga pluralistis, mencintai kearifan lokal baik budaya maupun produk dalam negeri dan jangan mudah terpengaruh budaya asing serta arus globalisasi dan jauhi narkoba, jauhi sikap hedonisme dan materialisme.

"Bangsa Indonesia saat ini sedang dilirik bangsa lain untuk dikuasai, mereka tergiur karena kekayaan alam bangsa kita yang subur sumber daya alamnya. Mereka mengincar sumber kekayaan alam kita terutama energi yang melimpah yang kita punyai", ungkapnya.

Kita ketahui bahwa Indonesia adalah negara ekuator yang kaya akan sumber daya alamnya, karenanya Indonesia banyak diincar oleh negara lain didunia ini. Ketersediaan energi kita, pangan kita dan air sangat melimpah.

Bangsa lain menginginkan hal itu, dikarenakan pada enam tahun kedepan pertumbuhan penduduk dunia semakin bertambah hingga satu milyar.

"Semua konflik yang ada didunia ini berlatar belakang energi dengan kata lain kita kenal perang proxy atau proxy war", tandasnya.

Perang proxy atau proxy war yakni perang tidak langsung tanpa menggunakan senjata dengan negara lain. Mereka sengaja menggunakan pihak ketiga atau kelompok lain untuk berperang melalui berbagai aspek kehidupan baik politik, ekonomi, sosial maupun budaya serta aspek lainnya guna menghancurkan bangsa lain untuk merebut dan menguasai sumber daya alamnya.

"Proxy war perang tidak bersenjata, bentuknya tidak nyata dan memiliki dampak sangat dahsyat bagi kehidupan masyarakat bangsa yang terdampak proxy war ini. Mereka lakukan dengan berbagai cara, seperti pembentukan opini, disinformasi, provokasi, pengalihan isu, pembunuhan karakter dan penyebaran faham radikal dalam dunia maya", terangnya.

Dijelaskan pula bahwa proxy war dapat terjadi dalam kehidupan kita dan lingkungan kita, baik di lingkungan kampus maupun lingkungan masyarakat seperti anarkisme yang terjadi dilingkungan kampus, bentrok dengan aparat, dengan dosen, antar mahasiswa, hedonisme, narkoba dan terorisme.

"Demonstrasi bukan hal tabu, tapi waspadai pihak yang akan melancarkan proxy war dengan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan", terang Danrem.

"Untuk menangkal proxy war, mahasiswa dapat membuat suatu gerakan massa sesuai bidang masing-masing baik dilingkungan kampus dalam kegiatan akademisi seperti penelitian atau kegiatan diluar kampus berbaur dilingkungan masyarakat untuk memberikan informasi atau pengetahuannya kepada masyarakat dilingkungannya", jelasnya.

Inovasi teknologi informasi, menciptakan teknologi pertahanan dan pangan serta bekerjasama dengan TNI AD sebagai penangkal kita menghadapi proxy war.

"Pembangunan karakter mahasiswa, cinta terhadap tanah air dan bela negara, program bedah rumah, KKN, dan mahasiswa masuk desa, gerakan mahasiswa berbasis wirausaha untuk percepatan mengatasi masalah ekonomi dan kesenjangan sosial, membentuk komunitas belajar dan meningkatkan kemampuan adaptasi dan kedewasaan serta mahasiswa menjadi tokoh dan contoh dilingkungan", lanjutnya.

"Menggunakan media sosial dengan bijak salah satu penangkal kita menghadapi proxy war tersebut, hal ini guna kroscek informasi agar tidak terprovokasi", sambungnya.

"Esensi wawasan kebangsaan ini yakni memahami dan mengimplementasikan rasa, semangat, dan paham kebangsaan dalam bersikap, berbuat dan bertindak yang terbaik dan berguna bagi bangsa dan negara", pungkas Danrem 071/Wk. [Rls-*red]

TerPopuler