NUSANTARAEXPRESS, JAKARTA - Dikalangan pemerhati dan penggemar kain tenun dan songket tradisional, hampir tidak ada yang tidak kenal dengan sosok Anna Mariana perempuan cantik kelahiran Solo berkata "Songket dan tenun yang kita pamerkan disini merupakan inovasi baru, dan baru saya ciptakan motif-motif semuanya dan kreasi. Karena sebelumnya di jakarta ini tidak ada, dulu yang terkenal hanya batik dan kebaya tapi sekarang sudah di modifikasikan dan kita kembangkan sebagai inovasi baru, karya baru pengembangan batik terutama songket betawi".
Setu Babakan, Jagakarsa Minggu (30/7). "Kalau yang saya kembangkan diseluruh daerah provinsi sudah tercapai hampir di 27 provinsi dari sejak saya berkiprah selama 35tahun yang lalu sampai saat ini, kemudian 1tahun ini saya coba untuk kembangkan songket betawi yang memang di dalamnya karya-karya dari desain yang saya buat semua menggunakan icon-icon betawi dan seperti daerah-daerah lainnya yang ada ciri khasnya sejak dulu dari icon masing-masing". ujar Anna Mariana.
Anna Mariana Desain Nusantara berkata "Seperti di Betawi sudah ada iconnya sejak zaman dulu seperti ada ondel-ondel, tanjidor, monas tentunya memang icon-icon produk betawi yang kita pakai ada di Malang, ada rumah betawi, kemudian ada kerak telor, bunga teratai semuanya kita modifikasi satu desain yang dikemas jadi satu kain tenun".
Urai Anna "Proses pengerjaan sendiri beda batik dan tenun kalau batik dengan cap, kalau tenun dengan desain. Tenun Songket ini memerlukan waktu yang agak sedikit panjang. Cara pengerjaannya berbeda karena memang sangat tradisional sekali dan membutuhkan waktu satu lembar kain yang jenis tenun itu sepertinya kurang lebih 1/2bulan, tapi kalau jenis songket yang saya pakai kemudian yang dipakai Ibu Iriana Jokowi itu jenis yang kita berikan sebagai cinderamata jenisnya songket, yang dipakai Bpk Jokowi itu dari tenun ikat pembuatannya, kalau yang Bpk Jokowi pakai sebagai tanda mata, itu memerlukan waktu cukup 1 bulan sampai 2 bulan pengerjaan, 1 orang pengrajin diberikan waktu minimal untuk kualitas katun 3 bulan, kalau semi sutera 6 bulan, kalau yang sutera bisa 1 tahun, karena dari proses pengerjaannya juga lama perlu waktu".
"Bahan bakunya sendiri menggunakan pewarna alam, memang prosesnya juga lama untuk jadi benang, sampa saat ini setiap 1 bulan untuk menghasilkan tenun seperti peralatan itu sudah menghasilkan 5 juta lembar".
"Peralatan dan tenaga-tenaga ahli guru-guru yang sudah saya persiapkan, seperti guru-guru yang ada di bali ada pelatihan, ada khusus sekolah belajar menenun, jadi kita pengrajin-pengrajin di Jakarta nantinya kita didik selama 1 tahun minimum, mudah-mudahan bisa menghasilkan pengrajin-pengrajin yang handal. Tutup Desain dan Pemerhati kain tenun dan songket tradisional Hj.DR. Anna Mariana, S.H, M.H., MBA. [*red]