Jurnalisme Dimata PPWI
Print Friendly and PDF
-->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

Jurnalisme Dimata PPWI

Jumat, 03 Maret 2017,
[caption id="attachment_98" align="aligncenter" width="558"] Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Wilson Lalengke S.Pd, M.Sc. MA.[/caption]

NUSANTARAEXPRESS, JAKARTA - Secara prinsip, Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) mendorong agar informasi tidak dijadikan komoditas produksi, sehingga aturan media massa dikelola hanya oleh perusahaan, seperti PT dan semacamnya, bertentangan dengan hakekat informasi yang berfungsi sosial.



Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI), Wilson Lalengke, S. Pd, M.Sc, MA, kepada LintasAtjeh.com dalam siaran persnya, Jum'at (3/3/2017).

Ketika informasi masuk ke ranah perusahaan, menurut Wilson, maka berlaku hukum ekonomi "dengan modal sekecil-kecilnya, mendapatkan untung sebesar-besarnya". Dalam kondisi itu, kejernihan dan kejujuran informasi menjadi tereduksi, dan pada tahap kritis, akan hilang ditelan tebal-tipisnya amplop.

"Bagi PPWI, jurnalistik (yang obyek utamanya adalah informasi) merupakan dunia belajar-mengajar di tengah-tengah masyarakat tanpa batas ruang dan waktu. Jurnalisme adalah dunia pendidikan, yang oleh karenanya harus tetap steril dari kegiatan transaksional ekonomi-bisnis," ungkapnya.

"Sama seperti sekolah, kampus, madrasah, jika dikelola oleh entitas badan usaha berupa PT, dapatlah dibayangkan betapa hancurnya peradaban manusia di negeri ini suatu saat nanti, akibat harga informasi yg demikian mahal, yang pada sisi lain kebohongan informasi merebak meracuni generasi demi generasi," imbuhnya.

Satu lagi, lanjut dia, jangan bermimpi menjadi kaya, atau minimal hidup mapan dengan menyandarkan diri pada kerja-kerja jurnalistik, hampir mustahil impian itu dapat diraih, kecuali berdagang informasi dengan ramuan kebohongan dan tipu-tipu. PPWI meletakkan dasar anggapan bahwa jurnalisme hanyalah sebagai perahu belaka, bukan tujuan, juga bukan mesin produksi.

"Melalui jurnalisme, setiap penumpang perahu akan bertemu banyak orang, banyak pihak, dari berbagai latar belakang. Pertemuan-pertemuan itulah yang memberi peluang bagi setiap pelaku jurnalisme (profesional maupun pewarta warga) membangun relasi bisnis untuk menunjang hidup dan kehidupannya," terangnya lagi.

"Demikian untuk menjadi maklum dan sebagai referensi bagi semua Pewarta Warga Indonesia," pungkas trainner ribuan jurnalis warga ini.[rls]

TerPopuler